Drying Tiles bagian 2

Setelah mengerti prinsip humidity, saya lalu terapkan ke vertical dryer dan horizontal dryer untuk tiles dari press.
Kali ini saya gunakan metode pengukuran moisture content after dryer. Kenapa?
Kalau di glaze line,  besarnya moisture sangat bervariasi. Kalau di press lebih kecil dan lebih stabil. Jadi karena yg di kehendaki adalah ukuran moisture content, maka digunakan sebagai titik pengukuran.

Prinsip hasil uji coba di dryer before kiln (tunnel dryer), saya terapkan di vdl/hdl.
Hasilnya amazing, temperatur burner bisa turun ke 120 derajat Celsius, moisture content bisa rendah dan sesuai permintaan, SAVING GAS COST.

Pada vdl/hdl diperlukan juga fresh air, jadi saya buka juga air intake. Recycle air maksimal dan outlet ke cerobong dibuka 10% atau bahkan kurang.
Tuk temperatur tiles yg seragam di dalam bucket, space antar row diperlukan, pengaturan aliran awal tengah dan akhir proses harus bertahap.
Kontrol temperatur di keluaran Tiles dijaga agar proses glazing terjadi dengan baik.
Dengan mencatat setiap temperatur Tiles yg keluar dalam satu bucket, dilihat berapa beda antara luar tengah atas dan bawah bucket. Penyetelan aliran udara dilakukan agar variasi temperatur tiles tidak besar,  dibawah 15 derajat.
Atau sebelum penyetelan dan sesudah penyetelan diatas, dibandingkan kestabilan temperatur Tiles. Juga moisture content stabil disemua titik dalam bucket.
Fisika lagi tuh.
Ingat, lama waktu penguapan sebanding dengan banyaknya air yg diuapkan.


Komentar