Warehouse Sparepart & Consumables

Sebagian besar finance controller dan owner pusing dengan tingginya nilai stock items dalam gudang sparepart & consumables.
Adanya stock items yang tidak digunakan bertahun tahun, dan bahkan ada yang sudah tidak ada mesin terpasang.
Sebagian besar lagi oleh karena manager/supervisor lapangan tidak mengenal prinsip ekonomis.
Juga banyak yang tidak mengetahui mengenai prinsip just in time pada management warehouse.

Direktur memberikan saya wewenang tuk mengatur warehouse spareparts & consumables dengan metode just in time dan lain lain.
Inilah yang saya lakukan:
1. Periksa semua stock item yang diatas 12 bulan umurnya didalam gudang, lakukan pengecekan lapangan apakah masih digunakan.
Bila sudah tidak ada mesin yang menggunakan, maka dilakukan wipe-out of the book dan di scrap.
2. Periksa semua stock item yang memiliki kegunaan sama, tapi berbeda merek dan lokasi mesin. Untuk dilakukan penyeragaman.
3. Periksa semua stock item yang mudah dibeli di toko terdekat, untuk dijadikan non-stok item. Beritahukan user terkait untuk melakukan pembelian secara cash basis.
4. Periksa semua stock item dan lama waktu pembelian, tuk diperkecil jumlah/nilai stok.
5. Stok contact point set daripada full set contactor, tuk mengurangi nilai stok. Engineering harus rutin mengganti contact poin sebelum contactor rusak.
6. Ubah sebagian besar consumable menjadi non-stok item, spt roller kiln dan alumina ball. Dengan menghitung jumlah pemakaian setahun dan melakukan pembelian tuk jangka waktu setahun. Kemudian nilai tsb dibagi rata tuk 12 bulan.
Sehingga didapatkan langsung nilai per bulan pemakaian secara merata. Order berikutnya harus mencamtumkan tanggal last order dan umur pakai, untuk melihat lama pakai order sebelumnya dan menentukan pembagian nilai per bulan kedepan.
7. Dengan adanya perubahan stok item menjadi non-stok item, maka bisa diberikan tempat tuk non-stok item. 
8. Evaluasi semua minimum dan maximum level stok item dengan memperhitungkan lamanya waktu pengiriman.

Bila menggunakan software canggih, dapat ditentukan umur sensor di masing masing mesin, sehingga software akan memberitahukan berapa sensor yang dibutuhkan bulan depan.
Demikian pula dengan relay, contact point, dll yang memiliki umur pemakaian. Seperti jumlah on/off relay atau sensor pada 2 juta klik, dan lain lain. Hal ini ada pada spesifikasi relay/sensor/contact.

Dengan cara manual pun dapat menurunkan nilai stok gudang, hingga sepengalaman saya menjadi 30% nilai stok sebelum diterapkan manajemen gudang.
Spareparts yang di scrap, dapat dilakukan oleh finance dengan menyesuaikan keadaan keuangan. 
Pembelian nilai besar tuk roller/alumina ball dapat diatur, pada waktu yang berbeda agar tidak memberatkan cash flow sesaat.

Direktur juga memberikan arahan yang sama tuk warehouse barang jadi (finished goods warehouse). Dengan memberikan data umur barang di gudang ke marketing tuk dilakukan penjualan dengan diskon.
Karena pallet yang terlalu lama di gudang akan mengalami kerusakan dan juga rusaknya packaging serta memberatkan cash flow.
Memperbaharui doos dan pallet, membutuhkan uang yang tidak sedikit.
Dengan perlahan tapi pasti, umur barang jadi di gudang diturunkan tahun demi tahun. Dan saat terakhir saya meninggalkan pabrik ini, umur barang jadi hanya 1.5 tahun. Walaupun target yang hendak dicapai adalah 6 bulan umur barang jadi.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para engineer, manager dan supervisor. Untuk tidak hanya memikirkan lingkup kecil, tapi juga lingkup luas sebuah pabrik.

Komentar