9. Kiln End Cooling

 Karena suhu setelah melewati zone indirect cooling sudah dapat dikatakan aman, maka bila diperlukan tambahan direct cooling dapat dilakukan pada zone ini. Yaitu zone setelah indirect cooling. Karena berada diujung proses, maka saya sebut sebagai end cooling dan dalam bentuk direct cooling.

Kiln harus dapat menjaga tekanan udara dalam firing zone +0.4mBar, agar tidak menekan dinding kiln dan berakibat jatuhnya atap/roof kiln. Sering saya mendengar roof kiln jatuh dan kiln harus diperbaiki sebulan dua bulan, karena tidak mengerti pentingnya menjaga tekanan udara dalam firing zone.

Planarity ditentukan oleh zone pre-firing, firing dan post-firing. Dengan melalui penyetelan suhu atas dengan bawah dan untuk perhatian tidak boleh melebihi 60 derajat Celcius. Tetapi planarity ditentukan pula oleh COE body dengan COE engobe.

Ukuran atau size ditentukan oleh suhu pada zone firing. Untuk meratakan atau menyeimbangkan ukuran antara idle side dengan motor side, dapat dilakukan penyetelan damper Smokes Suction sisi idle dan/atau sisi motor. Tapi diingat, tidak boleh merubah tekanan udara dalam firing zone. Jadi yaa pinter pinter nyetel deh.

Ukuran atau size juga dipengaruhi Particle Size Distribution. Karena itu banyak perusahaan menerapkan banyak ballmill masuk dalam satu slyp, kemudian di spray dengan standar psd mesh 80 yang tetap. Misallkan 8-8.3 gram tuk mesh 80.

Kemudian agar kestabilan ukuran lebih baik lagi, menerapkan dua silo ke arah press dengan perbandingan silo full dicampur dengan silo setengah. Jadi pada satu saat hanya 1 silo yang habis dan silo satunya berisi setengah dan dilakukan pembukaan silo penuh baru. Paham kan yaa.

Apa lagi yaa?

Oh iya, cara menghidupkan kiln baru atau menjalankan kiln setelah overhaul. Di blog berikutnya

Komentar