Formula keramik

Dalam pekerjaan sejak lulus sekolah di bidang keramik lantai, formula keramik menggunakan tanah liat, pasir dan batuan feldspar. 
Tahun demi tahun, itu itu lagi formulasi. Keramik lantai hingga keramik porselain. Dengan proses milling yang lama, dari 6 jam sampai dengan 13 jam. Dengan biaya milling yang tinggi. 

Pada 2016, boss saya datang dengan ilmu baru. Formulasi bahan keramik berubah total. Menghilangkan pasir dan batuan feldspar menyebabkan milling menjadi sangat cepat. Coba bayangkan dengan hanya menggunakan tanah saja, dapat dihasilkan keramik dengan kadar air 3% saat itu. 

Pada awalnya, beliau kesulitan dalam menaklukkan tanah liat segitu banyaknya. Dengan teknik deflocculant, akhirnya dapat saya temukan kebutuhan deflocculant. Baca artikel saya mengenai deflocculant. 

Awalnya boss tidak mau menggunakan ballmill, mau langsung di mixing di stirrer tank. Akhirnya beliau menyerah, dan mengijinkan saya menggunakan ballmill. 2 bahan tanah dimasukkan dalam ballmill. 

2.5 jam kemudian residu sudah didapat. Tapi manajer produksi ga mau, minta milling 3 jam. Dan saya setujui. Kenapa?  Rupanya dia tidak hendak cek residu,  langsung 3 jam turun akan menghemat waktu dan tenaga. Krn pada 3 jam residu pasti tercapai dan tidak akan overmilling, krn bukan milling yang 8 jam lebih. Residu antara 2.5 jam dan 3 jam tidak berbeda jauh, hanya lebih konsisten rata. Pintar manager produksi aku.

Pada awal tes, kami produksi 150kg powder menggunakan ballmill GP dan ditumbuk manual. Kemudian dimasukkan press. Didapatkan bahwa  diperlukan deareation cukup tuk menghilangkan laminasi. Sedangkan untuk bending strength dan kekeringan setelah Dryer dan spesifikasi setelah bakar, masuk dalam spek. 

Saat kami melakukan uji spek, didapatkan juga bahwa warna body jauh lebih putih. Seakan body formula menggunakan banyak bahan zirconium yang mahal itu. Seakan memakai pemutih. Dan akibatnya pada permukaan, warna warna glaze, printing menjadi cerah. Warna menjadi lebih menonjol. Itulah keuntungan body putih. 

Tentu saja, bahan tanah liat putih. Tanpa campuran batuan feldspar yang bikin hitam. Jangan salah, batuan feldspar nampak putih. Tetapi bila dibakar akan menjadi hitam. Nah lho. Pada 2001 sudah saya buktikan ke boss, batuan feldspar bikin warna jadi lebih gray.

Cukup lama kami lakukan riset laboratorium, dari uji deflocculant, uji potmill. Sempat saya ingatkan tuk uji potmill berkali kali, mencari menit yg cocok tuk hasil residu yang sama. 
Kemudian tes bakar di lab furnace, dibandingkan dengan formula biasa. Juga tes bakar di kiln normal. Setelah semua menjanjikan, maka barulah ke skala tes produksi. 

Pada skala ujicoba produksi, tidak mengalami kendala apapun. Karena laminasi, size, residu, deflocculant, milling time, penetration, kesikuan dan concave convex, semua sudah diketahui aman. Sehingga tanpa menunggu lama dilanjutkan dengan skala full produksi.

120 ton pertama berjalan sukses, dan produksi pun mulai dijalankan penuh. Bahan didatangkan langsung, bahan baku yang tidak terpakai diambil kembali oleh suplier. Milling time 3 jam, hanya random cek visc dan residu. Proses lainnya tidak berubah. Suhu kiln sedikit naik, tuk mendapatkan water absorption yang benar. Warna bodi yang putih banyak membantu kestabilan shading. 

Tiba-tiba terjadi sesuatu, pada permukaan keramik timbul bintik hitam. Segera kami lakukan cek kesegala arah, dan salah satu asisten menemukan sumber masalah pada satu bahan baku dari kedua bahan baku yg digunakan. Esoknya langsung berangkat ke mining, dan problem solved. Kebiasaan saya bila ke mining, adalah memperhatikan semua kegiatan. Sehingga cepat mengetahui kesalahan yang terjadi. Suplier langsung bekerja cepat, dan bahan baku 200 ton sisa ditarik, sambil mengirim bahan yang benar. Kecepatan problem solving sangatlah penting. 

Tidak ada lagi masalah berarti. Finance menanyakan perhitungan yg harus diubah, milling time, jumlah karyawan, spraying karena naik Visc ke 1.75, penghematan alubit balls menjadi 4x lebih awet, penghematan lining menjadi 2x lebih awet, listrik malam berkurang karena hanya jalan 1 shift pagi. Kebetulan memiliki 2 hopper tuk 2 bahan baku, sehingga cepat loading dan tidak diukurnya Visc dan residue menyebabkan cepat unloading, pintarnya manajer produksi melihat peluang memendekkan proses.

Karena secara hitungan, 6 jam milling menjadi 3 jam milling diperlukan 1.5 shift. Tapi kecepatan loading dan unloading menjadikan 1 shift saja. Bukan main. 

Kalau dibandingkan formulasi hemat lainnya yang mengandalkan harga bahan baku murah, maka formulasi 2 bahan baku ini jauh lebih murah dari segi proses. Karena harga tanah lebih mahal dari debu quarry (quarry dust), dengan proses produksi yang tidak berubah dengan formulasi umumnya. 

Demikian pengalaman saya. Tuk diingat bahwa formulasi dan proses sangat berkaitan dan menentukan biaya akhir produksi.

Keuntungan :
1. Bahan murah, krn feldspar dan pasir mahal.
2. Warna lebih putih.
3. Loading unloading lebih cepat. 
4. Viscosity lebih rendah, shg bisa saya naikkan ke 1.75 tanpa kesulitan. (lihat tulisan mengenai deflocculant). 
5. Proses jauh lebih hemat dengan milling 3 jam saja. 
Dan hal hal lain yg menyenangkan, seperti stok bahan baku, kebersihan area dll.

Terimakasih. 

Komentar