Keramik anti bakteri


Sejak beberapa tahun lalu ramai penggunaan partikel nano sebagai bahan tambahan pada pembuatan tiles. Tujuan dari penambahan partikel nano adalah untuk memberikan tempat yang mematikan bagi bakteri.
Selain bahan nano yang dibuat melalui proses manufaktur yg rumit dan mahal, saya temukan partikel nano dialam yg mudah ditambang dan tersedia sangat banyak di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, India, China dll.

Bahan perak/silver sudah lama digunakan untuk mengobati luka terbuka. Koin perak/silver ditaruh dalam tong air agar menjaga air tetap segar. Sendok, garpu dan pisau perak/silver digunakan oleh para bangsawan tuk menghindari bakteri.
Sejak ditemukan cara pembuatan nano dalam skala besar, para ahli keramik membuat nano dari bahan silver(Ag), titanium(Ti), dan zinc(Zn) untuk bahan tambahan pada pembuatan keramik. Dengan dibuatnya nano, maka luas permukaan bahan nano akan semakin besar sehingga semakin kuat membunuh bakteri.
Efek dari partikel nano antibakteri, juga akan memberikan ion negative yang lebih banyak pada ruangan. Biasanya ion negative banyak berada di lautan, air terjun, hutan dls. Manfaat ion negative akan meningkatkan sistem aliran darah, menurunkan stress, menjaga stamina tubuh dan yang utama membuat tubuh lebih rileks.
Saat kita wisata ketempat tempat rekreasi, adalah tempat tempat yang penuh dengan ion negatif. Kecuali wisata ke gedung bertingkat, mall, pasar dll.
Kemampuan membunuh bakteri dapat diukur dengan metode JC/T897-2014 (the test method of antibacterial activities). Bakteri yang digunakan adalah Escherichia coli dan Staphylococcous. Value diatas 90% aktifitas antibakteri maka keramik tersebut dapat membunuh bakteri dengan baik. Ada pula test method JIS Z 2801 : 2012. Belum saya temukan ISO standard method, tapi pada umumnya metode yang digunakan adalah sama. Hanya harus diperhatikan untuk tidak menggunakan bahan pembantu dalam melakukan test, karena keramik memiliki permukaan yang berbeda dengan bahan plastic dll.

Partikel nano menempel ketat pada glaze/body keramik. Proses pembakaran suhu tinggi, menyebabkan melekatnya partikel nano tersebut. Partikel nano akan trus berada pada keramik, tidak terlepas keudara dan dihirup manusia. Dengan adanya partikel nano silver/titanium/zinc pada keramik, menyebabkan bakteri kesulitan untuk hidup.
Beberapa ahli mengatakan, lebih baik mendapatkan partikel nano dari alam daripada membuatnya. Ongkos produksi akan dapat ditekan, karena pembuatan nano zinc oxide sangatlah mahal. Terlebih bila menggunakan Titanium Oxide, akan sangat mahal. Sehingga harga jual keramik pun akan naik, dan menyebabkan kesulitan dalam pemasaran.
Tes menggunakan pemeriksaan sifat kohesi dan bau saat terkena air pel, menunjukkan hasil positif. Hanya keterbatasan waktu dan uang yang menyebabkan tidak terlaksananya pembuatan skala tes produksi sehingga dapat dikirimkan ke laboratorium uji bakteri. 
Secara awam, keramik yang memiliki kemampuan antibakteri dapat dilihat saat selesai mengepel lantai. Bau yang timbul setelahnya berupa bau anyir/amis/ikan, adalah keramik yang tidak memiliki kemampuan antibakteri. Mudah cara memeriksanya, bukan?
Dengan menggunakan partikel nano yang terdapat banyak di alam, murah, mudah, maka saya memiliki teknologi nano tuk aplikasi glaze maupun body keramik lantai, dinding ataupun homogeneous. 
Nano ini dapat pula diterapkan pada grout, cat dll.

Semoga bermanfaat. 

Email saya: budilaks@gmail.com 

Komentar